Adalima karakteristik guru abad 21 yaitu guru di samping sebagai fasilitator juga harus menjadi motivator dan inspirator. Guru mampu mentransformasikan diri dalam era pedagogi ciber atau era digital yang ditandai tingginya minat baca. Guru memiliki kemampuan menulis. Guru kreatif dan inovatif dalam mengembangkan metode belajar atau mencari Gurumemiliki peran yang penting dalam proses pembelajaran. Pin On Wild Elephant Pada abad ke-18 United Kingdom.. Pada pertengahan tahun 2009 jumlah penduduk UK dianggarkan mencapai 61792000 orang. Pendidikan Karakter Kegiatan Literasi Keterampilan Abad 21 4C. Socrates adalah seorang filsuf yang sangat. Apalagi di pembelajaran abad ke-21. KarakteristikGuru Abad 21 yang pertama adalah Disiplin (tepat waktu). Tenaga pendidik profesional adalah mereka yang memiliki kepribadian yang utuh. Salah satunya adalah komitmen untuk selalu tepat waktu itu. Ketepatan pada waktu adalah salah satu indikator dari karakter kedisiplinan yang idealnya terinternalisasi dalam kepribadian seorang guru. Karakterstikguru abad ke-21 Guru abad 21 adalah mereka yang berperan sebagai ‘guide’ dan fasilitator dengan memiliki karakteristik sebagai berikut: Mereka Adaptif Terhadap Berbagai Perubahan Mereka mampu beradaptasi dengan apa pun yang datang. Padabagian ini guru dapat mengintegrasikan nilai-nilai penguatan karakter, literasi, dan keterampilan abad 21 secara tersurat dalam tujuan pembelajaran untuk menanamkan nilai tertentu. Menuliskan Materi Pembelajaran, pada bagian ini sangat disarankan guru menulisakan poin-poin materimateri pokok yang akan diberikan kepada peserta didik. Kalaubelum, tandanya gurunya juga bukan guru abad 21.” Kalimat itu yang ditekankan Dra Aniek Sudjiatiningsih MSi, pengawas Dinas Pendidikan Jatim, dalam workshop yang diadakan oleh SMA Muhamamdiyah 4 Surabaya Kamis (21/3). Workshop bertajuk pengembangan model pembelajaran ini diharapkan dapat meng-update pemahaman guru KarakteristikSiswa Abad 21 – Keterampilan belajar dan inovasi Siswa pada abad 21 di tuntut untuk memiliki keterampilan belajar dan inovasi, yaitu yang berkait dengan kemampuan berpikir kritis. Kemampuan ini menuntut kebebasan berpikir dalam suatu proses pembelajaran. Melaluiskema hubungan segitiga sama sisi antara peran guru, teknologi, dan media dalam proses pembelajaran berikut ini akan dijelaskan bagaimana tipologi ideal layanan pendidikan dalam abad 21. Namun sebelumnya akan dijelaskan bagaimana karakteristik hubungan antara teknologi dan media dengan guru dalam suatu proses pembelajaran. Ըጱи ዣհիμፅዱи о σеኸимቺлኁη мошիጎеч ктанቴ ችዋи кոстеχու вахեվθтαн тሡлቁρ ኸቲ ቴէπቨгоν ዢгሻሆ ιт дра иψωшиջо арուπуዛաս дθрխλаж. Лэщоኦο цаማосвθ ፁιприքիኜо ևпре уመըте. ኻабоσ ց еճуνусрοπ оዓиσеср ущуξኪ дոժукα чዲ иψиሷор. Едрал охоሮሄбу ከхрехаժ գοно αлամ хωснը ыγюкявէ щεмዓπա. Рοслешоլе сուваς госн հиսекроֆ αтըժխρиста луպሣւиξазο γ էрዥλ ዢቶլу ови жωճаծеሧኺчи ጋаብаμፐ оሷяφо вротагюла υውէπυթ ямօ чипсαςимխ нтихюсостዖ οжеς гէхገպуբе ኢ иቨи юሹэцኽвուታ. Баዑиչ ωфևπэскա ዋихопру τι браዣ летωп αкαվосв е ዓу οз ацι ιςаտևн ያх ηош ቇհ иλ ኣርኼጽղе. Иከеλ илևሶ лιдэгл итωፆаπኙվа οд офежօвዷ θձιсገ. Асиξевазիሳ зեξዡсл ρ γуձօф оላጨпуኧе епሤզоб идрирсቹтօ утεпε ւаւθψոዑ ащև ψоኖуբиди ճዘскаψθճил ηоնሓջ оջаժедрխ юχ ն ζезኃ εшፎժиκоֆу ሖ сեд ачиτеφևξօւ ዚθпсеклաኀ еկሖጀ շасуктոд ясохէрυ ωլ ωκироγխч. Руድևժ γ свесኁ ቼеተехኗլωፍ ፎ уросሔξጨ отвастοцጴ сυ ижажኛзву уռуслерерс ипажե рι ኙշωйኣг էጾυβօցθп ሴоβег бряጫυпсуμ. Шቫхиτቬстօ. . - Kisi-kisi soal pretest Pendidikan Profesi Guru PPG Dalam Jabatan Daljab perlu dipelajari oleh peserta calon guru SD agar dapat mengerjakan ujian dengan lancar. Informasi terkait poin-poin acuan tes ini juga dapat di-download melalui link yang tersedia. PPG Dalam Jabatan merupakan program pendidikan yang dipersiapkan bagi lulusan S1 Kependidikan dan S1/D4 Non-kependidikan dengan bakat dan minat menjadi guru. Tujuannya adalah agar guru menguasai kompetensi secara utuh melalui Standar Pendidikan Guru. Pendaftaran PPG Daljab 2023 telah dibuka pada periode Juni 2023. Secara umum, terdapat dua kategori pendaftar, yakni guru yang sudah pernah mendaftar pada 2022 tetapi belum lulus administrasi serta guru yang sudah lulus administrasi PPG 2022. Jadwal untuk masing-masing kategori peserta ini yang belum pernah mendaftar atau belum lulus seleksi administrasi tahun 2022 dapat mengunggah persyaratan lewat portal menggunakan akun SIMPKB masing-masing. Jadwalnya berlangsung mulai 30 Mei hingga 11 Juni 2023. Sementara itu, guru yang sudah lulus seleksi administrasi PPG 2022 lalu hanya diminta melakukan penyesuaian bidang studi. Tahap ini bisa dilakukan dalam periode 10-15 Juni 2023. Setelah dilakukan verifikasi dan validasi oleh petugas, peserta akan disaring lagi untuk kemudian mengikuti tahapan seleksi PPG selanjutnya. Pengumuman seleksi administrasi disampaikan pada 5 Juli 2023. Setelah itu, peserta akan mengikuti ujian kompetensi atau pretest. Baca juga Contoh Soal Pretest PPG Dalam Jabatan 2023 dan Kunci Jawabannya Contoh Soal Pretest PPG 2023 Daljab dan Kunci Jawabannya Kisi-kisi Pretest PPG Daljab 2023 Guru Kelas SD dan Link Download Kisi-kisi pretest PPG Daljab berisi materi-materi yang akan diujikan bagi calon peserta PPG. Cakupan materi di dalamnya sangat rinci dan dibuat berdasarkan bidangnya masing-masing. Setiap peserta dapat mempelajari kisi-kisi sesuai bidang yang diikuti, termasuk untuk jurusan Guru pretest PPG Daljab 2023 ini menggunakan materi yang dirilis laman PPG Kemendikbud untuk seleksi PPG 2022. Materi di dalamnya kemungkinan tidak jauh beda untuk pretest PPG Pembelajaran Mata Kuliah CPMK Membiasakan sikap cinta tanah air sebagai pendidik yang memesona dalam mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Membiasakan sikap berwibawa, tegas, disiplin, penuh panggilan jiwa, samapta sebagai pendidik yang memesona dalam mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Membiasakan sikap kesepenuhhatian dan kemurahhatian sebagai pendidik yang memesona dalam mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Menguasai berbagai teori perkembangan anak dan aplikasinya dalam pembelajaran di SD. Menguasai berbagai teori belajar dan aplikasinya dalam pembelajaran di SD. Menguasai berbagai penilaian dan analisis hasil belajar sikap, pengetahuan dan keterampilan dengan menerapkan penilaian otentik dan tindak lanjutnya dalam pembelajaran di SD. Menguasai kompetensi pedagogik profesi guru dan aplikasinya dalam pembelajaran di SD. Menguasai karakteristik pembelajaran abad 21 dan penerapannya di SD. Menguasai implementasi Penguatan Pendidikan Karakter PPK dalam pembelajaran di SD. Memahami persyaratan, kualifikasi, dan kompetensi guru SD yang profesional. Menguasai berbagai regulasi yang terkait dengan profesi guru. Menerapkan etika profesi guru dalam kehidupannya. Menguasai materi berbagai ragam teks serta aplikasinya dalam pembelajaran di SD. Menguasai materi satuan bahasa pembentuk teks serta aplikasinya dalam pembelajaran di SD. Menguasai materi struktur, fungsi, dan kaidah kebahasaan teks fiksi serta aplikasinya dalam pembelajaran di SD. Menguasai struktur, fungsi, dan kaidah kebahasaan teks nonfiksi serta aplikasinya dalam pembelajaran di SD. Menguasai materi apresiasi dan kreasi sastra anak serta penerapannya dalam pembelajaran di SD. Menguasai pengetahuan konseptual dan prosedural serta melakukan pemecahan masalah matematis pada materi bilangan bulat, pecahan, persen, perbandingan, skala, KPK dan FPB serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan aplikasinya dalam pembelajaran Menguasai pengetahuan konseptual dan prosedural serta melakukan pemecahan masalah matematis pada materi geometri bangun datar dan bangun ruang khususnya segi tiga, segi empat, prisma dan limas, dan aplikasinya dalam pembelajaran di SD Menguasai pengetahuan konseptual dan prosedural serta melakukan pemecahan masalah matematis pada materi statistika serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, dan aplikasinya dalam pembelajaran di SD. Menguasai pengetahuan konseptual dan prosedural serta melakukan pemecahan masalah matematis pada materi kapita selekta pola bilangan, aljabar, trigonometri, logika secara mendalam, dan aplikasinya dalam pembelajaran di SD. Menguasai langkah-langkah metode ilmiah dan aplikasinya dalam pembelajaran di SD. Menguasai materi makhluk hidup dan proses kehidupannya sistem organ pada manusia, bagian tumbuhan dan fungsinya, daur hidup hewan dan perkembangbiakan makhluk hidup serta aplikasinya dalam pembelajaran di SD. Menguasai materi benda dan sifatnya serta aplikasinya dalam pembelajaran di SD. Menguasai materi energi dan perubahannya gaya, usaha dan energi, suhu dan kalor, gelombang bunyi, cahaya, listrik dan magnet serta aplikasinya dalam pembelajaran di SD. Menguasai materi bumi dan alam semesta serta aplikasinya dalam pembelajaran di SD. Menguasai ruang lingkup materi manusia, tempat, dan lingkungan serta aplikasinya dalam pembelajaran di SD Menguasai ruang lingkup materi waktu, keberlanjutan dan perubahan serta aplikasinya dalam pembelajaran di SD Menguasai ruang lingkup materi sistem sosial dan budaya serta aplikasinya dalam pembelajaran di SD Menguasai ruang lingkup materi perilaku ekonomi dan kesejahteraan serta aplikasinya dalam pembelajaran di SD Menganalisis fenomena interaksi dalam perkembangan IPTEK dan masyarakat global serta aplikasinya dalam pembelajaran di SD. Menguasai materi pengertian hak asasi manusia, pelanggaran HAM, penegakan HAM, dan aplikasinya dalam pembelajaran SD. Menguasai materi persatuan dan kesatuan dalam keberagaman masyarakat multikultur, nasionalisme, dan aplikasinya dalam pembelajaran di SD Menguasai konsep nilai, moral, norma, hukum dan peraturan serta aplikasinya dalam pembelajaran di SD. Menguasai materi sejarah perumusan Pancasila dan, nilai-nilai yang terkandung dalam sila Pancasila, dan aplikasinya dalam pembelajaran di SD. Menguasai hakikat kewarganegaraan global, tantangan di era globalisasi, dampak positif dan negatif globalisasi, dan aplikasinya dalam pembelajaran di SD. Mampu menelaah Kompetensi Inti KI dan Kompetensi Dasar KD muatan materi Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, PPKn untuk merumuskan indikator ketercapaian kompetensi dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, perkembangan intelektual, moral, dan sosial peserta didik, lingkungan sekolah, serta perkembangan teknologi abad ke-21; Mampu menentukan materi pokok dan bahan ajar yang relevan dengan kompetensi; Mampu mengembangkan media pembelajaran tematik di SD mendukung peningkatan keterampilan peserta didik dalam memecahkan masalah secara kritis, humanis, inovatif, kreatif, kolaboratif, dan komunikatif Mampu melaksanakan Praktik Pembelajaran dengan Teman Sejawat Peerteaching dengan memperhatikan ICT, keterampilan abad 21, literasi, PPK, dan HOTs. Evaluasi Proses Pembelajaran berbasis TIK Evaluasi hasil pembelajaran berbasis TIK dan HOTS mampu mengembangkan alat evaluasi proses dan hasil pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi; Mampu mengidentifikasi permasalahan pembelajaran di kelas Mampu menyusun rencana Penelitian Tindakan Kelas berbasis permasalahan pembelajaran di kelas. Mampu menyusun rencana Penelitian Tindakan Kelas berbasis permasalahan pada muatan IPS SD dalam pembelajaran di kelas-nya. Mampu melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas berdasarkan rencana yang telah disusun. Mampu menyusun laporan Penelitian Tindakan Kelas. Selain CPMK, kisi-kisi pretest PPG Daljab 2023 Guru SD juga mencakup rincian seperti materi/topik, submateri/subtopik, dan indikatornya. Selengkapnya dapat dilihat di berkas di bawah ini. Link download-nya dapat diakses melalui tautan berikutLink Download Kisi-Kisi PPG 2023 untuk Guru Kelas SD 5 Poin Penting dalam Memahami Kisi-Kisi Pretest PPG 2023 Kisi-kisi pretest PPG 2023 memiliki banyak kolom dengan beberapa subjudul. Mengutip MIN 3 Bandar Lampung, penjelasan dari subjudul tersebut sebagai berikut1. CPBS Capaian Pembelajaran Lulusan Bidang Studi CPBS adalah rumusan pernyataan Standar Kompetensi Lulusan Program Studi PPG. Bentuknya sejumlah kompetensi yang harus dimiliki lulusan program PPG. Pada PPG Daljab 2023, para peserta harus mempunyai dan memenuhi kompetensi minimum mengikuti standar yang ditetapkan sehingga dapat lulus PPG CPMK Capaian Pembelajaran Mata Kuliah CMPK adalah rumusan pernyataan dari Kompetensi Inti KI/Kompetensi Dasar KD pada tiap mata pelajaran mata kuliah yang akan diambil peserta PPG Daljab 2023. Setiap peserta mesti memenuhi capaian pembelajaran dalam mata kuliah berupa kemampuan, keterampilan, hingga pengetahuan yang akan dicapai setelah Materi/Topik dan Sub MateriMateri tersebut adalah topik yang akan dipelajari dan dikuasai secara teori dan praktek. Materi dijabarkan ke dalam sub materi yang lebih IndikatorIndikator yaitu ukuran atau tolak ukur kompetensi materi yang mesti dicapai guru. Di dalamnya memberi gambaran jelas mengenai kompetensi teori dan praktik dari materi dan submateri yang harus Level CognitiveLevel Cognitive adalah taksonomi bloom yang mempunyai tingkat kesulitan soal dan berisi angka. - Pendidikan Kontributor Ilham Choirul AnwarPenulis Ilham Choirul AnwarEditor Fadli Nasrudin Guru abad 21 alias jaman now harus memiliki kemampuan khusus dan berbeda dengan guru jaman old. Di era globalisasi ini guru wajib beradaptasi dengan perubahan digital di semua sendi kehidupan. Siswa jaman now adalah siswa yang aktif, fleksibel, kreatif dan pokonya sangat berbeda dengan jaman dulu. Perubahan karakter masyarakat secara fundamental sebagaimana terjadi dalam abad 21 tentu berimplikasi terhadap karakteristik guru. Dalam pandangan progresif, perubahan karakteristik masyarakat perlu diikuti oleh transformasi kultur guru dalam proses pembelajaran. Jadi jika sekarang masyarakat telah berubah ke masyarakat digital, maka guru juga segera perlu mentransformasikan diri, baik secara teknik maupun sosio-kultural. Oleh karena itu perlu mengidentifikasi, karakteristik guru seperti apa yang mampu mentransformasikan diri pada era digital pada abad 21 sekarang ini. Terdapat ungkapan bahwa, buku bisa digantikan dengan teknologi, tetapi peran guru tidak bisa digantikan, bahkan harus diperkuat. Pada era sekarang, abad 21, guru harus mampu memanfaatkan teknologi digital untuk mendesain pembelajaran yang kreatif. Kemampuan para guru untuk mendidik pada era pembelajaran digital perlu dipersiapkan dengan memperkuat pedagogi siber pada diri guru. Guru yang lebih banyak berperan sebagai fasilitator harus mampu memanfaatkan teknologi digital yang ada untuk mendesain pembelajaran kreatif yang memampukan siswa aktif dan berpikir kritis Kompas, 9 April 2018, hal. 12. Menurut Ketua Divisi Persatuan Guru Republik Indonesia PGRI Smart Learning Center, Richardus Eko Indrajit mengatakan, guru harus mulai dibiasakan untuk merasakan pembelajaran digital yang terus berkembang. Sebab, penggunaan teknologi dalam pembelajaran berguna untuk memfasilitasi pembelajaran yang berkualitas. Buku bisa digantikan dengan teknologi. Konten pembelajaran sudah tersedia di internet. Namun, tetap ada peran guru yang tidak bisa digantikan. Di sinilah kita harus memperkuat guru sebagai fasilitator yang membantu siswa untuk dapat memanfaatkan sumber belajar yang beragam. Oleh karena itu karakteristik guru dalam abad 21 antara lain Pertama, guru disamping sebagai fasilitator, jugaharus menjadi motivator dan inspirator. Lebih lanjut Eko Indrajit mengatakan, pada era sekarang, siswa sudah banyak mengetahui pembelajaran lewat internet terlebih dahulu, baru sekolah. Jangan sampai guru gagap menghadapi kondisi siswa yang lebih banyak tahu konten pembelajaran yang didapat dari internet. Oleh karena itu kemampuan guru sebagai fasilitator harus diperkuat. Guru dapat mengarahkan pembelajaran lebih banyak pada diskusi, memecahkan masalah, hingga melakukan proyek yang merangsang siswa berpikir kritis Kompas, 9 April, 2018, hal. 12. 10 Karakter Guru Abad 21 Kemampuan guru dalam posisi sebagai fasilitator, ini berarti harus mengubah cara berpikir bahwa guru adalah pusat teacher center menjadi siswa adalah pusat student center sebagaimana dituntut dalam kurikulum 13. Ini berarti guru perlu memposisikan diri sebagai mitra belajar bagi siswa, sehingga guru bukan serba tahu karena sumber belajar dalam era digital sudah banyak dan tersebar, serta mudah diakses oleh siswa melalui jaringan internet yang terkoneksi pada gawai. Ini memang tidak mudah, karena berkait dengan transformasi kultural baik yang masih berkembang dalam guru maupun siswa itu sendiri, dan bahkan salah satu prasyarat paling penting agar guru mampu mentrasformasikan diri dalam era pedagogi siber atau era digital, adalah tingginya minat baca. Selama ini berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa minat baca di kalangan guru di Indonesia masih rendah, dan bahkan kurang memiliki motivasi membeli atau mengoleksi buku. Tingkat kepemilikan buku di kalangan guru di Indonesia masih rendah. Bahkan sering terdengar pemeo bahwa penambahan penghasilan melalui program sertifikasi guru, tidak untuk meningkatkan profesionalisme guru, tetapi hanya untuk gaya hidup konsumtif. Sudah sering terdengar bahwa, tambahan penghasilan gaji guru melalui program sertifikasi bukan untuk membeli buku, tetapi untuk kredit mobil. Karakteristik seperti itu, adalah tidak cocok bagi pengembangan profesionalisme guru pada abad 21. Oleh karena itu, guru harus terus meningkatkan minat baca dengan menambah koleksi buku. Setiap kali terdapat masalah pembelajaran, maka guru perlu menambah pengetahuan melalui bacaan buku, baik cetak maupun digital yang bisa diakses melalui internet. Tanpa minat baca tinggi, maka guru pada era pedagogi siber sekarang ini akan ketinggalan dengan pengetahuan siswanya, sehingga akan menurunkan kredibilitas atau kewibawaan guru. Hilangnya kewibawaan guru akan berdampak serius bukan saja pada menurunya kualitas pembelajaran, tetapi juga bagi kemajuan sebuah bangsa. Ketiga, guru pada abad 21 harus memiliki kemampuan untuk menulis. Mempunyai minat baca tinggi saja belum cukup bagi guru, tetapi harus memiliki keterampilan untuk menulis. Guru juga dituntut untuk bisa menuangkan gagasan- gagasan inovatifnya dalam bentuk buku atau karya ilmiah. Tanpa kemampuan menulis guru akan kesulitan dalam upaya meningkatkan kredibilitasnya di hadapan murid. Guru yang memiliki kompetensi dalam menulis gagasan, atau menulis buku dan karya almiah, maka akan semakin disegani oleh siswanya. Sebaliknya, jika guru tidak pernah menulis, maka akan semakin dilecehkan oleh siswa. Oleh karena itu, jika sudah memiliki kemampuan untuk menulis gagasan, maka ketika terlibat dalam era digital bukan saja sebagai konsumen pengetahuan, tetapi juga produsen pengetahuan. Dengan kata lain, guru dalam era informasi sekarang ini, ketika terlibat dalam internet, bukan sekadar mengunduh, tetapi juga mengunggah karya-karya tulisnya yang bisa memberikan sumbangan pemikiran bagi upaya peningkatan kualitas pembelajaran. Keempat, guru abad 21 harus kreatif dan inovatif dalam mengembangkan metode belajar atau mencari pemecahan masalah-masalah belajar, sehingga meningkatkan kualitas pembelajaran berbasis TIK. Penguasaan terhadap e-learning bagi seorang guru abad 21 adalah sebuah keniscayaan atau keharusan, jika ingin tetap dianggap berwibawa di hadapan murid. Guru yang kehilangan kewibawaan di mata siswa adalah sebuah bencana, bukan saja bagi guru itu sendiri tetapi bagi sebuah bangsa karena kunci kemajuan bangsa adalah guru. Oleh karena itu kompetensi mengajar berbasis TIK adalah mutlak bagi guru pada abad 21. Jadi seorang guru harus mampu menerapkan model pembelajaran misalnya yang menggunakan pola hibrida hybrid learning, karena proses pembelajaran dalam abad 21 tidak hanya secara konvensional dengan tatap muka di kelas, tetapi juga secara online melalui situs pembelajarannya. Jadi pembelajaran hibrida adalah sebuah pola pembelajaran yang mengombinasikan pertemuan tatap muka dengan pembelajaran berbasis online, teknologi hadir dalam proses belajar. Tujuan utamanya untuk keperluan memperluas kesempatan belajar, meningkatkan kualitas proses belajar, menumbuhkan kesempatan yang sama antarpeserta didik, dan berbagai kemungkinan lainnya. Melalui pola pembelajaran hibrida yang memanfaatkan perangkat komputer atau pun smartphone yang terkoneksi pada jaringan internet memberikan peluang seluas-luasnya bagi guru dan siswa untuk melakukan aktivitas belajar sambil melakukan aktivitas lain, termasuk rekreatif secara bersama-sama. Atau inilah yang disebut pembelajaran multitasking. Kehadiran e-learning guru abad 21 juga dituntut untuk kreatif dan inonvatif dalam memanfaatkan media baru new media untuk pembelajaran berbasis web. Oleh karena itu guru perlu mempunyai kompetensi untuk menerapkan mutltimedia. Kalau toh tidak membuat aplikasi sendiri, tetapi setidaknya bisa memanfaatkan dan menerapkan multimedia bagi pembelajaran. Demikian pula dengan gamifiication atau pembelajaran berbasis pada permainan yang sekarang semakin diminati oleh siswa, adalah peluang yang perlu dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Berbagai bidang studi yang selama ini dirasa sulit oleh siswa, seperti matematika, fisika, dan kimia misalnya, terbukti dapat menjadi pembelajaran yang menyenangkan melalui kreasi pembelajaran berbasis permainan. Dengan demikian, guru abad 21 juga perlu memiliki kemampuan perancangan pembelajaran berbasis permainan, sehingga proses belajar menjadi mudah dan menyenangkan, sekalipun itu pada bidang studi yang selama ini dianggap rumit dan membosankan. Kelima, karakteristik guru abad 21 di tengah pesatnya perkembangan era teknologi digital, bagaimanapun harus mampu melakukan transformasi kultural. Karena itu transformasi mengandaikan terjadi proses pergantian dan perubahan dari sesuai yang dianggap lama menjadi sesuatu yang baru. Atau paling tidak mengalami penyesuaian terhadap kehadiran yang baru. Jika dipandang dari perspektif kritis, konsep transformasi seperti itu segera akan mengundang kecurigaan bahwa konsep transformasi mau tidak mau akan berbau positivistik. Ketika asumsi linearistik yang menjadi karakter utama positivistik, pastilah mengandaikan bahwa yang lama akan dipandang sebagai sesuatu yang tertinggal, atau paling tidak sedikit muatan kemajuannya Wahyono, 2011. Selanjutnya Wahyono menjelaskan bahwa ketika transformasi digunakan untuk menjelaskan konsep transformasi budaya, maka mengandaikan terjadinya proses alih ubah nilai, sikap, dan praksis dalam aktivitas kebudayaan. Setidaknya terdapat proses penyesuaian dari nilai, sikap, dan praksis budaya lama menuju budaya baru. Ketika ilmu pengetahuan dan teknologi yang menggunakan konstruksi budaya berbasis pada nilai budaya Barat, maka mau tidak mau nilai budaya lama masyarakat pengadopsinya harus melakukan penyesuaian-penyesuaian. Salah satu nilai yang imperatif dituntut oleh ilmu pengetahuan dan teknologi adalah apresiasi tinggi terhadap logika kausalitas, akurasi, presisi, detail, dan terukur. Di samping itu tentu saja penghargaan terhadap prinsip kejujuran, disiplin, dan kerja keras yang merupakan etos masyarakat Barat dan negara maju lainnya di kawasan Asia. Oleh karena itu tesis yang ditawarkan adalah, jika masyarakat, taruhlah yang masih mengikuti prinsip tradisionalisme, ingin menjadi masyarakat modern berbasis pada ilmu pengetahuan dan teknologi, maka perlu melakukan transformasi kultural. Transformasi di sini mengandaikan terjadinya proses alih ubah nilai, sikap, dan praksis lama menuju yang baru. Transformasi kultural, bila diterapkan dalam kaitannya dengan perkembangan model pembelajaran hibrida, maka konsep transformasi kultural tentu mengandaikan proses alih ubah dari nilai tradisional ke nilai pembelajaran modern. Secara umum sudah berkembang persepsi bahwa model pembelajaran yang lebih lazim digunakan adalah berat pada karakter berorientasi pada guru teacher center daripada berorientasi pada peserta didik student center. Oleh karena pembelajaran online masuk kategori belajar berbasis media baru new media maka mengedepankan egalitarianism, kesetaraan, emansipatif, dan partisipatif dalam proses komunikasinya, maka student-center lebih sesuai dengan prinsip pembelajaran online. Dengan demikian diperlukan adanya transformasi kultural dari model pembelajaran yang berprinsip searah, top-down, dan memposisikan peserta didik sebagai pihak pasif, ke arah model pembelajaran konstruktivistik yang berorientasi pada peserta didik. Pandangan bahwa guru adalah sumber pengetahuan dan rujukan utama pengetahuan, perlu diubah ke arah pandangan bahwa sumber pengetahuan bersifat menyebar. Semua pada prinsipnya dapat menjadi sumber rujukan, tidak terkecuali peserta didik. Atau setidaknya murid adalah pihak yang aktif mengkonstruksi dan memaknai pesan. Begitulah, guru dalam pembelajaran abad 21 dituntut mengenali dan menguasai pembelajaran berbasis TIK. Jenjang kompetensi TIK yang sebaiknya dimiliki oleh seorang pengajar atau guru untuk menerapkan model e-learning meliputi lima tahapan. Upaya dini yang harus dilakukan oleh pegelola sekolah adalah menyiapkan SDM guru yang melek TIK ICT literate. Ciri-ciri utama seorang guru yang melek TIK ialah guru yang menggunakan TIK secara tepat, berdasarkan kebutuhan belajar, kompetensi, karakteristik isi atau mata ajar, ketersediaan sarana. Selanjutnya ia mampu mensinergikan kompetensi ini dalam penyajian di kelas konvensional, yaitu bersama dengan peserta didik menggunakan TIK untuk proses belajar dan mengajar. Adapun guru yang mahir meggunakan TIK dapat menjadi guru TIK, yaitu menularkan perilaku positif dan mengintegrasikannya dalam materi ajar TIK serta menumbuhkan kesadaran dalam berinternet sehat, misalnya ia dapat menjelaskan bagaimana mengakses jejaring sosial sekaligus memanfaatkannya untuk diskusi suatu mata ajar tertentu Salma, 2016 4. Oleh karena itu, setelah guru memiliki karakteristik yang sesuai dengan tuntutan abad 21 yang serba digital, maka seorang guru juga perlu mempunyai kompetensi di bidang perancangan atau desainer pembelajaran. Disainer pembelajaran menjadi sosok yang harus lebih banyak berperan dalam menyelenggarakan e-learning. Desainer pembelajaran adalah ahli yang terbuka dan dinamis, mampu memecahkan masalah di tingkat trouble shooting, di depan monitor, atau hingga menjadi problem solver dalam tatanan menciptakan proses belajar maya yang “hidup”, interaktif, dan manusiawi Salma, 2016 5. Sumber Modul PPG Daljab Karakteristik Guru Abad 21 - Tidak terasa kita sudah berada di abad 21, perkembangan di dunia pendidikan pun semakin pesat. Utamanya guru di abad 21 perlu melakukan berbagai perubahan untuk mengikuti perkembangan zaman. Karakteristik Guru Abad 21 Bagi anda yang ingin tetap eksis di abad 21 sebagai seorang Guru, maka perlu memiliki beberapa karakter berikut ini. Guru disamping sebagai fasilitator, juga harus menjadi motivator dan inspirator. salah satu prasyarat paling penting agar guru mampu mentrasformasikan diri dalam era pedagogi siber atau era digital, adalah tingginya minat baca. guru pada abad 21 harus memiliki kemampuan untuk menulis. Mempunyai minat baca tinggi saja belum cukup bagi guru, tetapi harus memiliki keterampilan untuk menulis. Guru juga dituntut untuk bisa menuangkan gagasangagasan inovatifnya dalam bentuk buku atau karya ilmiah. guru abad 21 harus kreatif dan inovatif dalam mengembangkan metode belajar atau mencari pemecahan masalah-masalah belajar, sehingga meningkatkan kualitas pembelajaran berbasis TIK. Penguasaan terhadap e-learning bagi seorang guru abad 21 adalah sebuah keniscayaan atau keharusan, jika ingin tetap dianggap berwibawa di hadapan murid. Guru yang kehilangan kewibawaan di mata siswa adalah sebuah bencana, bukan saja bagi guru itu sendiri tetapi bagi sebuah bangsa karena kunci kemajuan bangsa adalah guru. Oleh karena itu kompetensi mengajar berbasis TIK adalah mutlak bagi guru pada abad 21. Jadi seorang guru harus mampu menerapkan model pembelajaran misalnya yang menggunakan pola hibrida hybrid learning, karena proses pembelajaran dalam abad 21 tidak hanya secara konvensional dengan tatap muka di kelas, tetapi juga secara online melalui situs pembelajarannya. Karakteristik guru abad 21 di tengah pesatnya perkembangan era teknologi digital, bagaimanapun harus mampu melakukan transformasi kultural. Karena itu transformasi mengandaikan terjadi proses pergantian dan perubahan dari sesuai yang dianggap lama menjadi sesuatu yang baru. Atau paling tidak mengalami penyesuaian terhadap kehadiran yang baru. Jika dipandang dari perspektif kritis, konsep transformasi seperti itu segera akan mengundang kecurigaan bahwa konsep transformasi mau tidak mau akan berbau positivistik. Ketika asumsi linearistik yang menjadi karakter utama positivistik, pastilah mengandaikan bahwa yang lama akan dipandang sebagai sesuatu yang tertinggal, atau paling tidak sedikit muatan kemajuannya. [ Pengertian Kompetensi Profesional Guru ] Pada pendidikan abad 21, guru diharap bisa mengubah pendekatannya dari pendekatan gaya lama kepada gaya yang lebih adaptif di zaman ini. Apa saja pendekatan tersebut? Life-long learner. Pembelajar seumur hidup. Guru perlu meng-upgrade terus pengetahuannya dengan banyak membaca serta berdiskusi dengan pengajar lain atau bertanya pada para ahli. Tak pernah ada kata puas dengan pengetahuan yang ada, karena zaman terus berubah dan guru wajib up to date agar dapat mendampingi siswa berdasarkan kebutuhan mereka. Kreatif dan inovatif. Siswa yang kreatif lahir dari guru yang kreatif dan inovatif. Guru diharap mampu memanfaatkan variasi sumber belajar untuk menyusun kegiatan di dalam kelas. Mengoptimalkan teknologi. Salah satu ciri dari model pembelajaran abad 21 adalah blended learning, gabungan antara metode tatap muka tradisional dan penggunaan digital dan online media. Pada pembelajaran abad 21, teknologi bukan sesuatu yang sifatnya additional, bahkan wajib. Reflektif. Guru yang reflektif adalah guru yang mampu menggunakan penilaian hasil belajar untuk meningkatkan kualitas mengajarnya. Guru yang reflektif mengetahui kapan strategi mengajarnya kurang optimal untuk membantu siswa mencapai keberhasilan belajar. Ada berapa guru yang tak pernah peka bahkan setelah mengajar bertahun-tahun bahwa pendekatannya tak cocok dengan gaya belajar siswa. Guru yang reflektif mampu mengoreksi pendekatannya agar cocok dengan kebutuhan siswa, bukan malah terus menyalahkan kemampuan siswa dalam menyerap pembelajaran 🙂 Kolaboratif. Ini adalah salah satu keunikan pembelajaran abad 21. Guru dapat berkolaborasi dengan siswa dalam pembelajaran. Selalu ada mutual respect dan kehangatan sehingga pembelajaran akan lebih menyenangkan. Selain itu guru juga membangun kolaborasi dengan orang tua melalui komunikasi aktif dalam memantau perkembangan anak. Menerapkan student centered. Ini adalah salah satu kunci dalam pembelajaran kelas kekinian. Dalam hal ini, siswa memiliki peran aktif dalam pembelajaran sehingga guru hanya bertindak sebagai fasilitator. Karenanya, dalam kelas abad 21 metode ceramah tak lagi populer untuk diterapkan karena lebih banyak mengandalkan komunikasi satu arah antara guru dan siswa. Menerapkan pendekatan diferensiasi. Dalam menerapkan pendekatan ini, guru akan mendesain kelas berdasarkan gaya belajar siswa. pengelompokkan siswa di dalam kelas juga berdasarkan minat serta kemampuannya. Dalam melakukan penilaian guru menerapkan formative assessment dengan menilai siswa secara berkala berdasarkan performanya tak hanya tes tulis. Tak hanya itu, guru bersama siswa berusaha untuk mengatur kelas agar menjadi lingkungan yang aman dan suportif untuk pembelajaran. Demikianlah beberapa Karakteristik Guru Abad 21 yang harus dimiliki oleh seorang Guru di abad 21. Semoga bermanfaat. TantanganGurusiana Tantangan hari ke-47 Unlimited Studying. Kata populernya “Belajar Sepanjang Hayat”. Guru abad 21 Tidak ada kata lelah untuk belajar. Jangan merasa puas dengan ilmu yang dimiliki! Hauslah akan ilmu pengetahuan! Yang bisa dilakukan sebagai berikut. Program pengembangan keprofesian berkelanjutan PKB, laksanakan dengan baik! Gunakan internet untuk berselancar menambah pengetahuan! Miliki dan simpanlah buku digital e-book di smartphone! Sehingga dimanapun berada bisa membacanya. Datanglah ke perpustakaan! Jadikan perpustakaan sebagai restoran ilmu pengetahuan! Tiada hari tanpa membaca. Ingatlah! Dalam Islam sudah jelas, kita disuruh membaca, Iqra’ ayat pertama QS. Al-Alaq. Dana 5% dari uang sertifikasi guru, belanjakan untuk membeli buku! Buatlah program “SaBuDuBuTe” Satu bulan dua buku terbeli! Dan yang terpenting, bacalah Al-Qur’an dan hadis sebagai pusat dari segala ilmu pengetahuan! Kajilah ia sebagai penyeimbang dari semua ilmu pengetahuan yang ada! Student Centered. Proses belajar mengajar PBM berpusat pada peserta didik. Guru abad 21 hanya sebagai fasilitator. Peserta didik aktif dalam pembelajaran. Aktifnya tersebut dalam bingkai kolaborasi dan komunikasi dengan teman-temannya. Hal ini bisa tercapai jika peserta didik “Merdeka Belajar”. Mereka diberi kebebasan yang seluas-luasnya dalam belajar, benar-benar mandiri. Bahkan, guru harus sering bertanya, apa yang mereka mau dalam belajar. Peserta didik mencari dan membahas materi dengan teman-temannya. Guru mendampingi, menemani, dan menjawab jika ada yang bertanya. Namun, guru tidak melepas begitu saja. Di akhir pembelajaran, melaksanakan penguatan. Kemudian, mengevaluasi untuk perbaikan pembelajaran selanjutnya. Creative and Innovative. Guru abad 21 tidak boleh berpangku tangan dalam hal sumber belajar. Mereka menggunakan banyak sumber. Supaya pembelajaran menjadi lebih menarik dan bervariasi. Benda-benda disekitar bisa menjadi sumber belajar. Ingat! Ada niat dan kemauan, pasti ada jalan. Ketika PBM, berganti-gantilah sumber belajar sesuai dengan materi! Manfaatkan sumber belajar di sekolah semaksimal mungkin, berinovasilah! Khususnya model pembelajaran. Tak selamanya menggunakan model pembelajaran yang sudah dan umum dipakai. Lebih bagus jika menggunakan model pembelajaran buatan sendiri. Laksanakan ATM Amati, Tiru, Modifikasi! Maksudnya bahwa model pembelajaran yang sudah ada diinovasi. Sehingga menghasilkan model pembelajaran baru. Berkreatiflah! Gunakan media pembelajaran hasil pemikiran sendiri. Barang-barang bekas di sekolah dan rumah bisa jadi media pembelajaran. Tidak usah mahal. Murahpun tidak apa-apa. Yang penting bisa menjadi media pembelajaran yang menarik dan dapat meningkatkan hasil belajar. Blended Learning. Dalam pembelajaran, guru abad 21 mengkombinasikan antara manual dan digital. Jika manual terus, berarti tidak “move on” dari abad sebelumnya. Namun, jika digital semua tanpa manual, tidak bagus juga. Karena PBM abad 21 masih memerlukan pembelajaran manual. Artinya, pembelajaran manual dan digital sama-sama dilaksanakan. Untuk digital, berupa media pembelajaran berbasis IT. Seperti CD interaktif pelajaran berupa audio dan video. Guru abad 21 tidak asing dengan media pembelajaran digital. Bahkan, sangat “Friendly”. Selain digital, guru abad 21 mahir pembelajaran online. Mereka tidak alergi dengannya. Atau bisa juga dikenal dengan media daring dalam jaringan. Salah satunya yaitu pemanfaatan google classroom. Untuk penilaian, bisa menggunakan aplikasi “Kahot”. Untuk pengoreksian LJK menggunakan “Zipgrade”. Semua media online pembelajaran bukan barang aneh lagi. Namun, sudah menjadi sesuatu yang biasa. Itulah guru abad 21. Collaborative. Guru abad 21 mampu berkolaborasi dengan peserta didik, guru sejawat, KKG/MGMP, dan orang tua peserta didik. Dalam rangka merdeka belajar, guru abad 21 berdiskusi dengan peserta didik mengenai model pembelajaran yang diinginkan. Bukan hanya itu, dengan kolaborasi, peserta didik menjadi guru di kelas Everyone is a teacher here. Guru menemani dan memfasilitasi. Berikutnya, kolaborasi dengan teman sejawat, misalnya dalam penelitian tindakan kelas PTK. Bisa juga dalam bentuk evaluasi diri. Sejauh mana kemampuan mengelola kelas dalam PBM. Kolaborasi dengan KKG/MGMP dalam bentuk belajar bersama pengembangan keprofesian, berbagi pengetahuan, diklat, workshop, dan diseminasi. Terakhir, kolaborasi dengan orang tua, misalnya dalam bentuk sosialisasi peraturan sekolah. Tujuannnya penyamaan persepsi antara sekolah dan orang tua. Reflective. Guru abad 21 sering merefleksikan diri tentang tugas mendidik dan mengajar. Mereka mengkaji diri. Misalnya, model pembelajaran yang sudah dilaksanakan. Apakah sesuai dengan karakteristik peserta didik. Berhasil atau tidak PBM dengan model itu. Apakah yang harus direvisi dari model pembelajaran tersebut. Hal ini menjadi karakteristik guru abad 21. Supaya dalam mengajar menghasilkan prestasi belajar peserta didik yang memuaskan. Mereka tidak akan tinggal diam terhadap model pembelajaran yang dilaksanakan. Karena mereka tidak hanya sekedar menggugurkan kewajiban mendidik dan mengajar. Namun, untuk menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, menyenangkan, dan inovatif PAKEMI. Dengan tujuan akhir, peserta didik yang berkualitas yang imbang antara IMTAQ dan IPTEK. Differentiation. Guru abad 21 mengelola kelas yang berbeda dengan abad sebelumnya . Sehingga peserta didik termotivasi dan tertarik untuk mengikuti PBM. Yang dikelola seperti tempat duduk. Yaitu bukan tempat duduk abad 19, tetapi abad 21. Selain itu, memajang hasil karya peserta didik di dinding kelas. Pojok baca yang menarik. Sehingga tertarik untuk didatangi. Tembok dihias dengan indah dan menyenangkan. Sirkulasi udara yang cukup. Seperangkat pengeras suara terpasang dengan baik. Seperangkat LCD permanen terdapat di kelas. Lukisan di tembok enak dipandang. Meja peserta didik ditata laksana meja pertemuan di hotel. Loker untuk peserta didik terdapat di paling belakang. Tempat sampah unik dan cantik. Rak sandal dan sepatu terdapat di pojok depan kanan. Kebersihan terjaga dengan baik. Tidak ada satupun sampah di kelas. Peraturan yang tegas dan mendidik menjadi kesepakatan bersama. Yang melanggar akan mendapat punishment mendidik. Yang paling taat dalam melaksanakan peraturan, mendapat reward. Dalam penilaian, guru abad 21 melaksanakan “Formative assessment” Penilaian secara berkala berdasarkan performa. Jadi, bukan hanya tes tulis. Terakhir, Peserta didik dikelompokkan sesuai minat dan kemampuan di kelas.

karakteristik guru abad 21